Ancaman bagi mereka yang perkataannya tidak sesuai perbuatan
Dalam Islam, ada ancaman bagi mereka yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Konsep ini penting dalam ajaran Islam karena konsistensi antara perkataan dan perbuatan dianggap sebagai salah satu tanda kejujuran dan integritas seseorang. Ancaman ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa hadis yang relevan:
Hadis Tentang Ancaman Bagi Yang Menyelisihi Perbuatan:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan.” Seseorang berkata, “Ya Rasulullah, tetapi seseorang senang memakai pakaian yang bagus dan sepatu yang bagus.” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Indah, Dia menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim)
Dari Abu Zaid Usamah bin Haritsah radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Didatangkan seseorang pada hari Kiamat, kemudian ia dilemparkan ke dalam api neraka, maka terburailah isi perutnya dan ia berputar-putar dalam keadaan tersebut seperti seekor keledai yang berputar di penggilingan, maka berkumpullah padanya penduduk neraka, mereka berkata, “Ya Fulan, ada apa denganmu? Bukankah engkau dulu memerintahkan pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?”
Kemudian orang itu berkata, “Ya, dulu aku memerintahkan pada kebaikan, tetapi aku tidak melaksanakannya dan aku melarang dari kemungkaran, tetapi aku melakukannya.”
Contoh Kasus di Zaman Rasulullah:
Pada zaman Rasulullah SAW, ada beberapa contoh yang menunjukkan pentingnya konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Salah satunya adalah ketika seorang sahabat bernama Abdullah bin Ubay bin Salul menyebarkan gosip palsu tentang istri Rasulullah Aisha RA. Meskipun Abdullah bin Ubay membantah secara terbuka, Allah SWT mengungkapkan kebenaran dan kemunafikan beliau dalam Al-Qur’an (Surat An-Nur, 24:11-20).
Saat ini, di berbagai negara, termasuk Indonesia, kita sering kali melihat contoh para pejabat yang perkataannya bertentangan dengan perbuatan mereka. Misalnya, seorang pejabat yang berjanji akan memerangi korupsi tetapi kemudian terlibat dalam skandal korupsi sendiri. Atau pejabat yang berbicara tentang integritas dan moralitas tetapi terlibat dalam perilaku amoral atau melanggar hukum.
Ini adalah contoh konkret tentang bagaimana ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga negara. Dalam Islam, tindakan semacam ini dilihat sebagai tindakan yang tidak jujur dan dapat berdampak negatif pada individu, masyarakat, dan pemerintahan itu sendiri.
Dalam Islam, integritas, kejujuran, dan konsistensi antara perkataan dan perbuatan sangat dihargai. Ancaman bagi mereka yang menyelisihi perbuatannya mencerminkan pentingnya menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan.