biografi Perawi hadis Al bukhari
Seringkali jika kita mendengarkan atau membaca hadis selalu dikut sertakan nama seseorang di akhir hadis tersebut atau yang biasa kita kenal sebagai perawi hadisnya.
Begitu pulalah dengan Al Bukhari salah seorang perawi hadis terkenal yang mungkin saja sudah tidak asing lagi di telinga kaum muslim sekalian.
Al-Bukhari dengan nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Bardizbah Al-Yafi’i Al-Bukhari. Beliau dilahirkan pada hari jumat, 13 Syawal 194 H (810 M) di sebuah kota bernama Bukhara.
Pada waktu remaja, ia bermukim di Madinah dan menyusun kitab Tarikh Al-Kabir. Beliau mempelajari hadis dari para guru hadis di berbagai negeri, di antaranya Khurrasan, Irak, Mesir, Mekkah, Asqalan, dan Syam. Ia salah seorang yang sangat kuat daya hafalannya, sebagian riwayat menjelaskan bahwa di antara kecerdasan beliau adalah sekali melihat ia dapat mengingat atau menghafal dengan sempurna.
Biografi Perawi Hadis Al Bukhari
Beliau mulai belajar hadis sejak di bawah usia 10 tahun pada tahun 210 H dan mendengarnya lebih dari 1.000 orang guru. Beliau hafal sebanyak 100.000 buah hadis shahih dan 200.000 buah hadis yang tidak shahih.
Hadis shahih di antaranya dimasukkan ke dalam kitab shahinya dan beliaulah yang pertama kali menghimpun sebuah hadis dalam sebuah buku yang diberi nama Al -Jami Ash-Shahih li Al-Bukhari. Buku ini ditulis selama 16 tahun yang beliau dengar dari lebih 70.000 perawi melalui penelitian yang tekun dan berhati hati kemudian diajukan ke hadapan para gurunya di antaranya Imam Ahmad, Yahya bin Main, Ali Al-Madini, dan lain lain. Mereka menilai keshahiannya.
Setiap kali beliau hendak menulis hadis, beliau mandi dan shalat istikharah 2 rakaat terlebih dahulu dan tidak menulisnya, kecuali hadis yang shahih, sanad yang muttashil dan para perawinya telah memenuhi syarat keadilan dan ke-dhabith-an. Buku hadis ini menurut para ulama berisikan 7.397 buah hadis shahih.
Kitab Al-Bukhari diterima oleh para ulama secara aklamasi di setiap masa dan banyak sekali keistimewaan kitab Al-Bukhari yang diungkapkan oleh para ulama, di antanya sebagai berikut:
At-Tirmidzi berkata:
“Aku tidak melihat dalam ilmu ‘llal (cacat yang tersembunyi dalam hadis) dan para tokoh hadis seorang yang lebih mengetahui dari Al-Bukhari”
Ibnu Khuzaimah berkata:
“Aku tidak melihat di bawah kolong langit seorang yang lebih mengetahui hadis Rasulullah saw dan yang lebih hafal daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari”
Al Hafizh Adz-Dzahabi berkata:
“Dia adalah kitab Islam yang paling agung setelah kitab Allah”
Di antara kelebihan daya ingat dan kecerdasan Imam Al-Bukhari mampu mengembalikan dan menerapkan kembali 100 pasangan sanad hadis pada matan yang sengaja diacak (hadis maqlub) oleh 10 ulama Baghdad dalam rangka menguji kapabilitas daya ingat dan intelektual Al Bukhari dalam hal periwayatan hadis. Semua itu dapat dijawab oleh Al Bukhari dengan lugas dan dikembalikan sesuai dengan proporsinya semula.
Para ulama yang mengambil hadis darinya banyak sekali, di antaranya yang populer adalah At-Tirmidzi, Muslim, An-Nasai, Ibrahim bin Ishak Al-Hurri, Muhammad bin Ahmad Ad-Daulabi, Manshur bin Muhammad Al- Bazdawi, dan lain lain. Beliau meninggal dunia 1 Syawal 256 H/31 Agustus 870 M pada hari Jumat malam sabtu malam hari raya Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari di Samarkand.