Dialog Abu Bakar dan Umayyah Saat Membebaskan Bilal
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang tanpa ragu memeluk agama islam, saat mendengar kabar tentang Muhammad yang dibaiat sebagai Rasul oleh Allah SWT, Abu Bakar sendirilah yeng mendatangi Rasulullah SAW dan berkata kepada Muhammad,
“Wahai Abu Qasim, hal apa yang telah aku dengar darimu itu?”
Nabi Berkata, “Memangnya apa yang telah kau dengar dariku, wahai Abu Bakar?”
Abu Bakar menjawab, “(Aku telah mendengar bahwa) sesungguhnya engkau telah mengajak (manusia untuk kembali) kepada Allah dan engkau mengaku bahwa engkau adalah utusan Allah.”
Nabi berkata,
“Benar, wahai Abu Bakar. Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dia telah mengutusku untuk seluruh umat manusia”
Mendengar itu, Abu Bakar berkata: “Demi Allah, aku sama sekali tidak pernah menemukan suatu keburukan pun pada dirimu. Engkau memang pantas untuk menyampaikan risalah (agama Allah), karena engkau adalah orang yang dapat dipercaya, selalu menyambung tali kekerabatanmu, dan selalu berbuat baik.” Selanjutnya, Abu Bakar pun langsung menyatakan dirinya masuk islam.
Saat Abu Bakar melihat Bilal disiksa oleh majikannya Umayyah dikarenakan Bilal yang masuk islam, hati Abu Bakar ter-enyu.
Dengan mata kepala sendiri Abu Bakar melihat Bilal yang sedang dijemur dipanas terik matahari kota Mekkah, kemudian di atas perutnya diletakkan batu besar. Badannya diikat dengan seutas tali, lalu dia ditarik oleh anak anak Makkah yang mencemooh dan mempermainkannya. Walaupun Bilal disiksa dengan sadis, dia selalu mengucapkan kata “Ahad”, yang berarti Allah Maha Esa, Allah itu satu.
Peristiwa itu sangat menyentuh hati Abu Bakar ia pun menghampiri Majikan Bilal, Umayyah bin Khalaf dan berkata kepadanya
“Juallah Bilal kepadaku”
Umayyah menjawab, “Aku akan menjualnya dengan harga lima uqiyah emas.”
Abu Bakar pun membelinya. Setelah itu Umayyah berkata lagi,
“Seandainya engkau menawarnya dengan harga satu uqiyah emas saja, aku pasti akan memberikannya kepadamu”
Abu Bakar menjawab,
“Meski kamu menjualnya dengan harga seratus uqiyah emas pun, aku akan tetap membelinya.”
Demikianlah pemikiran Abu Bakar, bahwa harta bendanya adalah harta milik Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT.
Tidak hanya Bilal, semua budak yang masuk islam dan disiksa oleh majikannya dibeli oleh Abu Bakar, sehingga Allah SWT mengabadikannya kisah Abu Bakar dalam Al Qur-an, Surah Al Lail [92]: 17-21 yang artinya,
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan kelak dia benar benar mendapat kepuasan.”(Al Lail [92]: 17-21)