Fitnah Terhadap Islam yang Masih ada Sampai Saat Ini
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang fitnah itu dengan sebutan “kaqithoil lailil mudzlim” yang berarti seperti potongan-potongan kegelapan malam.
“Segeralah kalian melakukan amal saleh, sebab akan terjadi fitnah besar bagaikan gelap malam yang sangat gulita. Ketika itu seseorang pada pagi hari mu’min, tiba-tiba pada sore berbalik kafir, atau pada sore masih beriman tiba-tiba pagi telah kafir, mereka menukar agama mereka dengan sedikit keuntungan dunia”. (Shahih Muslim: 169)
Fitnah itu akan terus ada secara terus menerus dan tak terlihat pangkalnya bagaikan malam yang tidak kelihatan ujung gelapnya.
Begitu pun fitnah yang ditujukan kepada Islam baik kepada Qur’an maupun kepada Rasulullah SAW.
1. Fitnah bahwa Al Qur’an karangan Rasulullah yang menjiplak Al Kitab.
Ada beberapa kalangan dari non muslim yang mengatakan bahwa Al Qur an adalah karangan Muhammad Saw. Mereka melakukan fitnah ini dengan cara memenggal ayat ayat yang ada dalam Al Qur an tanpa mengerti maksud dan tafsir kandungan pada ayat tersebut.
Mereka berpikir bahwasanya “jika memang Al Quran diturunkan oleh Allah SWT, maka sudah tentu tidak akan ada kesalahan atau pun pertentangan di dalamnya”
Mereka kemudian mencari ayat ayat yang bertentangan, salah satu contoh ayat yang mereka gunakan ialah
“Meminum Khamar ( Arak) adalah perbuatan setan” (Qs.5:90, 2:219).
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan..”
Kemudian mempertentangkannya dengan ayat Q.S Al Insyiqaaq 83: 22-25, Muhammad 47: 15, atau An Nahl 16: 67
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murniyang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.”
Bagi seorang muslim sudah tentu mengetahui bahwa ayat di atas berbeda pada konteks bahasannya. Mereka orang orang kafir mengatakan bahwa Al Quran salah karena mengandung ayat yang kontradiksi, namun sayangnya mereka tidak mengkaji lebih jauh riwayat sehingga ayat itu diturunkan.
Ayat di atas pertama adalah ayat yang menunjukan larangan untuk meminum khamar sedangkan ayat yang kedua adalah suguhan makanan dan minuman di surga kelak, bukan pada kehidupan di dunia.
Muhammad adalah orang yang buta huruf (ummi) hal ini tertulis di beberapa ayat yang ada dalam Al Quran
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. al-Ankabut: 48)
Bagaimana mungkin seorang yang buta huruf dapat menulis sebuah Al Quran yang didalamnya terdapat sebuah mukjizat.
2. Muhammad adalah seorang pedofil
Fitnah ini kerap kali dijadikan bahan olok olok kaum kafir kepada Muhammad saw. Hal ini berkenaan dengan Rasulullah yang menikahi Aisyah pada umur 7 tahun dan mulai berumah tangga ketika Aisyah berumur 9 tahun.
Jika Anda adalah ayah dari seorang putri berusia 7 tahun sudikah Anda menikahkan putri Anda dengan pria berusia 50 tahun?
Sedangkan Nabi Muhammad panutan umat muslim menikahi Aisyah yang masih anak anak, bukankah Muhammad pedofil?
Bagaimana seorang muslim menjawab pertanyaan ini?
Saya mengajak saudara sekalian untuk sama sama mencari hadis yang mengatakan bahwa Muhammad menikahi Aisyah pada umur 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Jika saudara saudara sekalian mencari di Internet maka saudara akan menemukan hadis yang menjelaskan bahwa Muhammad benar menikahi Aisyah pada umur 7 tahun dan menyetubuhinya pada umur 9 tahun.
Jika hadis itu berasal dari Hisham ibn `Urwah, maka hadis itu memang pernah di tulis oleh beliau, namun jika dikatakan hadis itu berasal dari Bukhari/muslim, maka hadis tersebut adalah palsu.
Hisham ibn `Urwah merupakan seorang hadis ternama dan dapat dipercaya, dan diantara semua perawi hadis yang ada, hanya Hisham ibn `Urwah lah satu satunya yang meriwayatkan bahwa Aisyah dinikahi oleh Rasulullah pada usia 7 tahun.
Lantas mengapa seorang perawi hadis ternama dan dapat dipercaya menuliskan hadis tersebut?
Salah satu murid dari Hisham ibn `Urwah, Malik ibn Anas, bahkan menolak hadis ini. Hisham ibn `Urwah mengeluarkan hadis ini ketika beliau berpindah ke Iraq (Tahzibu at-Tahzib, IbnHajar Al- `Asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu al-I`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup para periwayat hadist Nabi saw mencatat: ”Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu al-I`tidal, Al-Dzahabi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
Menurut Thabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, At-Thabari mengatakan: ”Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya” (Tarikhu al-umam wa al-muluk, At-Thabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan At-Thabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613 M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).
Thabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikahi. Intinya: Thabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
Jika umur Aisyah dibandingkan dengan umur Fatimah
Fatimah adalah anak perempuan dari Rasulullah saw, Menurut Ibn Hajar, ”Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah” (Al-isabah fi tamyizi ash-shahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika statement Ibn Hajar adalah faktual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
Fakta lain ialah ketika Perang UHUD Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu al-Maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): ”Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Sementara pada saat itu Rasulullah mengajak Aisyah untuk ikut dalam kafilah pada peperangan tersebut. Jika benar bahwa Aisyar masih berumur 9 tahun, bukankah ia masih anak anak?
Perang bukanlah sebuah piknik, tidak mungkin Rasulullah menginjinkan anak anak untuk ikut dalam kafilahnya.
Dari sini kita dapat pahami bahwa hadis tentang umut Aisyah saat dinikahi oleh Rasulullah saw mengandung sebuah kontradiksi, namun bagi kaum kafir justru kontradiksi ini dipatenkan dan mereka kemudian membuat hadis palsu akan hal tersebut.
Bagaimana tindakan seorang muslim jika agamanya di fitnah?
Jawabannya ialah jangan rusuh, jangan gaduh, dan jangan dibesar besarkan.
Mari kita kembali melihat fitnah yang dilakukan kepada islam terkait BOM WTC 9/11 pada tahun 2001, umat islam dinyatakan sebagai kelompok teroris yang suka membunuh menggunakan teror bom atau ledakan, sementara hal tersebut sebenarnya merupakan skenario misionaris untuk memfitnah islam.
Dari fitnah terhadap islam itu sendiri justru membuat islam makin berkembang di Amerika Pasca kejadian 9/11. Warga amerika serikat jadi ingin tahu apakah benar bahwa islam adalah agama yang anarki?
Mereka kemudian mencari tahu dan justru menemukan bahwa islam adalah agama yang cinta damai, kemudian mereka pun memeluk islam.
beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.”
Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times. Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika.
Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Al Quran As-Shaf 8 “Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”. ( As-Shaf 8 )