Heraklius, Raja Romawi Mengakui Muhammad saw sebagai Seorang Rasul
Kehadiran Nabi Muhammad saw sebagai seorang Rasul mengundang perhatian santero neger Arab, hingga pada Akhirnya berita ini terdengar oleh Raja Romawi Heraklius, untuk itulah Raja Romawi Heraklius penasaran tentang kehadiran orang (Muhammad) tersebut.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwasanya Abu Sufyan bin Harp telah menceritakan kepada dirinya bahwasanya Raja Heraklius mengutus kepada orang-orangnya untuk mencari orang-orang Arab yang pada waktu itu sedang berada di negeri Syam.
Ketika orang-orang kerajaan itu meluncur ke negeri Syam, mereka mendapati rombongan kafilah yang datang dari Mekah untuk berniaga di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb (kala itu di masih kafir)
Abu Sufyan dan rombongannya pun dipanggil untuk hadir di kota Lliat guna dipertemukan dengan Raja Heraklius. Pada pertemuan itu, Raja Heraklius hadir dengan pembesar kerajaannya. Heraklius memanggil seorang penerjemah untuk menerjemahlan dialognya dengan rombongan Abu sufyan.
Raja Heraklius kemudian berkata kepada penerjemahnya, “Tanyakan kepada mereka, siapa yang paling dekat dengan nasab (karis keturunan)nya dengan Muhammad yang mengklaim dirinya seagai seorang Nabi dari negeri Arab!”
Mendengar pertanyaan tersebut, Abu Sufyan menjawab, “Akulah yang paling dekat nasabnya dengan Muhammad.”
Heraklius, Raja Romawi Mengakui Muhammad saw sebagai Seorang Rasul
Heraklius kemudian berkata kepada penerjemaahnya“Beritahukan kepada Abu Sufyan bahwa aku akan mengajukan kepadanya beberapa pertanyaan. Katakan kepada kawan-kawannya jika Abu Sufyan telah menjawab pertanyaanku, hendaknya mereka memberitahuku diriku kenyataan yang sesungguhnya. Jika benar katakan benar. Jika salah katakan salah”
Pertanyaan pertama yang dilontarkan Heraklius kepada Abu Sufyan ialah, “Bagaimanakah nasab orang ini (Muhammad) di antara kalian?”
Abu Sufyan menjawab, “Dia adalah orang yang memiliki nasab yang mulia dalam kabilah bangsa Arab”
Heraklius bertanya, “Apakah ada orang sebelumnya yang telah menyatakan apa yang telah dia ucapkan itu?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak”
Heraklius bertanya, “Apakah dia berasal dari keturunan raja?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak”
Raja romawi itu bertanya lagi, “Apakah pengikutnya adalah orang-orang mulia dan para pembesar?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak, para pengikutnya adalah orang-orang miskin dan orang-orang yang lemah”
Heraklius bertanya lagi, “Apakah pengikutnya itu bertambah terus atau semakin berkurang?”
Abu Sufyan menjawab, “Pengikutnya semakin hari semakin bertambah dan tidak pernah berkurang”
Heraklius bertanya lagi, “Apakah di antara mereka ada yang meninggalkan agama mereka karena membenci agama itu?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak ada”
Raja romawi ini bertanya lagi, “Apakah kalian menuduh dia berdusta atas apa yang diucapkannya bahwa dia mengklaim dirinya sebagai Nabi? Sebelum dia menyatakan bahwa dia adalah seorang nabi, apakah dahulunya dia adalah seorang pendusta?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak”
Kemudian, Abu Sufyan ditanya lagi, “Apakah dia suka menghianati perjanjian?”
Abu Sufyan menjawab, “Tidak. Sepanjang kami hidup bersama dalam satu kabilah dengannya, kami tidak pernah melihat dia berdusta dalam bicara dan tidak pernah berkhianat dalam melakukan perjanjian. Pada saat ini, kami juga sedang melakukan perjanjian dengannya, tetapi kami tidak tahu apa yang akan dia lakukan.”
Raja Romawi itu melanjutkan pertanyaannya, “Apakah kalian memerangi mereka?”
Abu Sufyan menjawab, “Sejujurnya kami memang sedang memerangi mereka”
Heraklius bertanya lagi. “Lantas bagaimana hasil dari pertempuran kalian dengan mereka?”
Abu Sufyan menjawab, “Manakala kami berperang, kadang kami yang menang dan kadang mereka yang menang”
Heraklius berujar, “Dia telah mengaku sebagai seorang Nabi kepada kalian. Lalu apa yang diperintahkan Muhammad kepada kalian?”
Abu Sufyan menjawab, “Muhammad mengajak kami dan menyuru kami bersaksi, ‘Sembahlah Allah semata dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Muhammad juga Menyeruh kami untuk meninggalkan apa yang diucapkan oleh nenek moyang kami (menyembah berhala). Dia juga menyeruh kami untuk menegakkan shalat, membayar zakat, berlaku jujur, bersikap sederhana dan hidup bersahaja, serta senantiasa menyambung silaturahim”
lanjtu baca di Heraklius, Raja Romawi Mengakui Muhammad saw sebagai Seorang Rasul [2]