Ibadah Bukan Hanya Shalat, Tadarrus, dan Berdzikir
Jika mendengar kata ibadah, kebanyakan orang berputar pada masalah shalat, tadarrus dan bersikir. Namun, perlu disadari bahwa hal-hal yang termasuk dalam ibadah bukan hanya shalat, tadarrus ataupun bersikir, melainkan seluruh rutinitas dan kebaikan yang kita lakukan di dunia ini juga merupakan suatu ibadah.
Ibadah itu sangat luas penjabarannya. Ibadah terlalu sempit dikatakan ibadah jika hanya berputar mengenai shalat, tadarrus, ataupun bersikir .Namun, yang menjadi permasalahan masa kini yaitu paradigma masyarakat yang selalu mengatakan ibadah itu hanya shalat, tadarrus, dan bersikir, itulah ibadah. Itu salah besar! Apa yang menyebabkan kebanyakan masyarakat indonesia yang notabene mayoritas beragama islam malah pengetahuan mereka tentang ibadah hanya bekisar pada shalat, tadarus, ataupun bersikir, hal ini disebabkan karena kaum musllimin telah keliru dalam menatap dan mempolakan Al-Qur’an.
Mereka mengira bahwa islam sebagai agama yang banyak menyinggung kesehatan ruhani manusia, hanya bisa dicapai dengan segala macam bentuk ibadah-ibadah khusus di atas. Padahal shalat mereka itu barangkali bahkan tidak akan diterima Allah kalau pada waktu mengerjakannya itu ia tidak menolong orang yang memerlukan bantuannya. Misalnya seorang dokter yang karena kesibukan shalatnya tidak mau mengobati orang yang sakit yang perlu bantuannya.
Sebenarnya pekerjaan dokter yang jika dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan tujuan untuk menyembuhkan, sesungguhnya hal tersebut juga termasuk dalam ibadah. Allah dengan ayat-ayatnya sesungguhnya ingin memacu kreativitas kaum muslimin, seperti bagaimana dengan anda menyikapi ayat berikut yang artinya adalah “….barangsiapa berbuat kebaikan maka ia akan melihatnya, walaupun sebesar atom.
Begitu pula bagi yang berbuat kejahatan” (Q.S. az-Zalzalah: 7-8), atau ayat lain yang berbunyi “….barangsiapa berbuat kebaikan maka ia akan diganjar dengan sepulu kali lipat dan barangsiapa berbuat satu kejelekan maka ia akan dibalas seperti kejelekannya itu saja” (Q.S. al-An’am: 160).
Coba bayangkan! Kalau kita, dengan penyelidikan dan percobaan-percobaan yang ulet, menemukan sesuatu yang bermanfaat, katakanlah bagi kesehatan manusia sedunia, berapa ganjaran atau pahala yang akan kita terima dari Allah SWT. Kantuk yang tertahan dalam laboratorium, sungguh tidak akan kalah dengan Fadhilah shalat malam. Apalagi suatu penyelidikan biasanya untuk kebaikan umat sejagad, sedang shalat untuk kebaikan diri pribadi.
Tapi mengapa masih saja orang yang kurus karena puasa dan shalat lebih mulia, dalam pandangan umat islam daripada orang yang kurus di laboratorium? Mengapa dahi yang hitam lebih berwibawa ketimbang mata yang rabun karena penelitian-penelitian ilmiah? Memang, barangkali di kedua pihak itu sama-sama mempunyai kekurangan. Mengapa demikian? Yah kembali seperti yang telah dipaparkan di atas. Yaitu karena kaum muslimin telah keliru dalam menatap dan mempolakan Al-Qur’an
Duhai serasa masa keemasan Islam akan muncul kembali seandainya pandangan kaum muslimin terhadap kitab sucinya berubah. Coba bayangkan sekali lagi jika seandainya semua para ahli kimia, kedokteran, teknologi, perbintangan, hewan, tumbuhan dan lain-lain, dalam melakukan pekerjaannya itu mereka berniat diri karena ingin mendapatkan ridho Allah, sehingga mereka yakin bahwa lelah dan kantuk mereka itu adalah merupakan perintah dan ibadah, serta membuahkan pahala akhirat dan dapat menentramkan serta menguatkan ruhani mereka di dunia, maka kami rasa situasinya akan cepat berubah.
Rasa-rasanya kita tidak memerlukan seratus tahun untuk mengejar kekurangan kita dari barat dan timur. Lakukanlah pekerjaan anda dengan sebaik-baiknya dan dengan setulus hati dan demi kepentingan orang banyak, bukan hanya untuk Anda Sendiri agar mendapat pahala di mata Allah SWT.
Demikian Artikel tentang Ibadah bukan hanya shalat, tadarrus dan bersikir Semoga bermanfaat untuk Anda.