kisahkisah islami

Jasad Utuh Syaikh Shaduq; Ibnu Babawaih

Pernakah Anda mendengar kata “Ibnu Babawaih” ibnu Babawaih merupakan makam dari Syaikh shaduq yang jasadnya masih utuh sampai sekarang. Bagaimanakah kisah dari penemuan jasad Utuh Syaik Shaduq. bukti kekuasaan tuhan kini kembali menyapa umatnya. berikut kisahnya:

Di masa pemerintahan raja Fath Ali, di dekat makam abdul Adhim (Teheran, Iran) terdapat sebuah reruntuhan bangunan yang tertimbun tanah. Suatu ketika, terjadilah hujan deras dan tanah yang menutupi bangunan itu pun hanyut.

Pemerintah kemudian mengirim beberapa orang untuk memperbaiki bangunan tersebut. Di dalam bangunan tersebut, mereka menemukan bangunan bawah tanah. Di dalamnya terbujur jenazah yang nampak masih utuh dan tidak termakan waktu. Namun, kain kafannya telah hancur dan hanya tersisa secarik kain kafan yang menutupi bagian aurat. Mereka kemudian meneliti sekitar makam untuk guna menemukan nama dan tanggal wafat jenazah tersebut. Setelah itu, diketahuilah bahwa jenazah itu hidup di masa Imam Hasan al-Askari dan telah meninggal sekitar seribu tahun silam.

Berita tersebut tersebar ke seantero Teheran dan orang-orang pun berdatangan untuk menyaksikannya. Sang raja juga datang ke tempat itu untuk menyaksikan fenomena yang sangat menakjubkan itu. Sang raja kemudian memerintahkan untuk membangun makam yang megah bagi jenazah itu. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama “Ibnu Babawaih”. Makam itu sekarang masih ada dan terawat dengan baik. Banyak orang yang berziarah ke makam itu untuk mencari berkah. Jenazah itu adalah jasad Syaikh shaduq (seorang ulama termasyhur)

Syaikh Shaduq diberi gelar Rais al-Muhadditsin, karena ia sangat menguasai hadis.

Ulama besar ini telah meninggalkan karya besar lainnya seperti al-‘Itiqadat dan Ibthal al-Ghulu wa al-Taqshir yang membahas persoalan teologi, membuktikan kebenaran akidah Syiah, dan menolak akidah batil. Diskusi dan perdebatan ilmiah Syeikh Shaduq dengan para tokoh mazhab lain telah memperlihatkan kehebatannya dalam ilmu kalam.

Banyak ulama memandang Syeikh Shaduq sebagai teolog besar yang juga menukil untuk memenuhi tuntutan zaman dan kebutuhan umat. Ia bahkan berusaha menjawab pertanyaan seputar konsep Mahdiisme lewat hadis-hadis seperti yang termaktub dalam kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni’mah.

Dalam pembukaan kitab Kamal al-Din wa Tamam al-Ni’mah, Syeikh Shaduq menulis, “Saya menyaksikan menjamurnya syubhat (kesamaran/ketidakjelasan) tentang Imam Mahdi as dan saya ingin menjawab syubhat-syubhat ini.”

Syeikh Shaduq menjawab syubhat ini lewat berbagai hadis. Jadi dalam buku-buku yang terlihat hanya untuk menukil dan mengumpulkan hadis, ia menyelipkan kajian teologi yaitu memberikan argumentasi akal dan tekstual untuk membuktikan kebenaran, menjawab syubhat, dan menjelaskan pandangan-pandangannya.

Syeikh Shaduq sangat menghormati pengikut mazhab-mazhab lain di samping memberikan kritikan ilmiah dan rasional terhadap sebagian akidah mereka. Sikap ini membuatnya sangat dihormati di kalangan para ulama dari semua mazhab. Sikap mulia ini dapat menjadi pelajaran dan keteladanan bagi kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button