Kisah Ahli Ibadah dan Orang Fasik
Almarhum al-Majisi menulis:
Di tengah bani Israil hiduplah seorang lelaki fasik yang dijuluki Khali’ (artinya, ahli maksiat dan dosa). Orang ini mendatangi seorang ahli ibadah dengan harapan beroleh ampunan Allah swt melalui berkah ahli ibadah tersebut.
Ahli ibadah itu bukanlah orang yang berilmu. Dia menunjukkan rasa tidak senangnya kepada orang fasik itu. Ketika keduanya berjalan dan sampai di suatu tempat, awan menaungi ahli ibadah itu dari terik sinar matahari.
Ketika lelaki fasik itu duduk di sebelah ahli ibadah dan mulai menangis dan menyesali perbuatan dosanya, awan itu bergerak menaunginya dan meninggalkan sang ahli ibadah.
Ahli ibadah itu merasa heran. Apa yang sebenarnya terjadi? Saat itu Allah swt mewahyukan kepada seorang nabi, “Ahli ibadah itu dijauhkan dari rahmat-Ku karena dia merasa jijik kepada lelaki fasik itu.”
Imam Ja’far al-shadiq berkata, “seorang ahli ibadah dan orang fasik bersama-sama masuk ke dalam masjid. Namun, ketika keduanya keluar, keduanya berubah menjadi berkebalikan.
Ketika orang fasik masuk masjid dan melihat orang-orang ahli ibadah, hatinya menjadi sedih (mengingat dosa), dan Allah swt pun mencintainya. Adapun ahli ibadah itu ketika matanya tertuju kepada orang fasik itu, dia berkata, ‘Siapakah orang fasik ini? Mengapa dia datang di tengah-tengah orang beriman?’”