kiisahkisah sahabat nabi

Kisah Legendaris Umar dan Periuk Berisi Batu

kisah umar bin khathab

Banyak yang berkeyakinan bahwa Umar bin Khathab adalah sosok pria yang dipenuhi dengan kisah heroik kegigihan dan seorang laki laki tegas dan tak sungkan menghukum musuh musuh Allah SWT.

Di lain sisi, Umar bin Khathab sesungguhnya juga memiliki hati yang lembut serta rasa kasih sayang apalagi pada mereka orang orang lemah dan fakir miskin.

Umar bin Khathab pernah menghentikan shalatnya karena mendengar seorang anak yang sedang menangis akibat kelaparan. Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Umar bin Khathab tidak dapat tidur jika ia masih mendengar rintihan tangis dari ummatnya.

Sebuah kisah legendaris dari Umar bin Khathab yaitu kisah Umar bin Khathab dan seorang ibu yang memasak air berisi air untuk menenangkan anaknya yang sedang kelaparan, kisah ini kemudian menjadi abadi dan selalu diingat sampai kapanpun.

Pada waktu malam Umar melihat nyala api dari kejauhan. Dia pun menuju  ke arah api tersebut. Di sana ia menjumpai seorang wanita yang dikelilingi oleh anak anaknya. Sementara di atas api itu ada sebuah periuk yang berisi air dan batu. Wanita itu memegang tongkat sambil membolak balikkan batu yang berada dalam periuk sementara anak anaknya menangis karena kelaparan.

Umar pun menyapa mereka, “Assalamu alaikum, wahai orang yang sedang menyalakan api”
Wanita itu menjawab, “Walaikum salam”

“Apakah aku boleh mendekat?” tanya Umar.

“Mendekatlah dengan cara yang baik” Jawab perempuan itu, ia tidak mengetahui bahwa orang yang menyapanya itu adalah Amirul Mukminin, Umar bin Khathab.

“Apa yang sedang kalian alami?” tanya Umar lagi.

“Kami tidak punya rumah yang dapat melindungi kami dari malam dan dingin” jawab sang wanita.

“Kenapa anak anak kecil ini menangis? Apa yang ada dalam periuk ini?” tanya Umar

“Sesungguhnya mereka kelaparan, aku memanaskan batu dalam periuk ini dengan maksud membuat mereka terdiam hingga akhirnya tertidur. Demi Allah kami merasa kesal kepada Umar” Keluh wanita itu. Ia tak tahu bahwa ia sedang berbicara dengan Umar.

“Ada apa dengan Umar” tanya Umar

“Dia telah menjadi pemimpin kami lalu kemudian dia melailaikan kami!”

Umar kemudian segera menuju ke Baitul Mal. Sesampainya di sana ia mengambil sekarung tepung dan beberapa lemak. Umar berkata kepada pembantunya,

“Angkutlah barang barang ini ke pundakku!”

“Biar aku yang membawanya, wahai Amirul Mukminin” kata pembantu itu.

“Apakah kamu siap menanggung dosa dosaku pada hari kiamat nanti?” tukas Umar.

Umar pun akhirnya kembali ke tempat wanita itu. Sesampainya di sana dia menurunkan tepung tersebut, lalu dia berkata kepadanya,

“Tuangkanlah tepung itu, biar aku yang membolak balikkannya”

Umar kemudian meniupkan api hingga asap mengepul di selah selah janggotnya yang lebat. Umar memasak untuk wanita dan anak anaknya itu lalu meletakkannya di sebuah piring yang besar untuk diberikan kepada anak anak kecil itu.

Umar memberi langsung makanan kepada mereka hingga tangisan mereka tidak terdengar lagi, setelah itu mereka pun tertidur.

Wanita itu kemudian berkata kepada Umar,

“Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, Sungguh kamu lebih berhak memegang kepemimpinan ini daripada Umar.”

Umar pun meninggalkan wanita itu, lalu dia berkata kepada pembantunya, Aslam:

“Sesungguhnya kelaparan telah membuat mereka tidak dapat tidur. Maka aku pun tidak mau meninggalkan mereka sampai mereka benar benar kenyang.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button