Kisah Patung Anak Sapi (Al Baqarah)
Sebelum Bani Israil keluar dari Mesir, kaum Yahudi meminta dari para wanita mesir agar sudi meminjamkan emas dan perhiasan mereka kepada kaum wanita Yahudi untuk mereka pakai pada hari raya.
Mereka berjanji akan mengembalikannya. Akan tetapi, niat mereka yang sebenarnya adalah ingin mencuri emas dan perhiasan berupa cincin, anting anting, gelang dan perhiasan perempuan lainnya.
Karena Bani Israil adalah orang orang yang bodoh, salah seorang di antara mereka yang bernama Samiri, dapat mencuri emas mereka (yang dipinjam dari wanita wanita Mesir)
Si kafir ini mengumpulkan emas curian dari wanita wanita Yahudi tesebut. Ia meletakkan emas emas itu di atas api dan membentuknya menjadi patung emas anak lembu. Ia membuat bagian perut anak sapi itu terbuka di kedua sisinya. Jika angin masuk ke dalam perut anak sapi itu, maka keluarlah suara seperti suara lenguhan anak sapi. sehingga kaum Bani Israil yang bodoh mengira bahwa patung anak sapi itu adalah Tuhan.
Samiri berkata kepada mereka. “Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa”
Samiri memanfaatkan kepergian Nabi Musa as. Ia berkata, “Musa telah mati, dan inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa, maka sujudlah kalian kepadanya”
Orang orang Yahudi menaati perkataan Samiri lantaran kebodohan dan kekufuran mereka. Mereka juga bersujud kepada patung anak lembu, kecuali Harun dan sejumlah orang orang mukmin yang menolak bersujud kepada berhala emas yang disembah umat Yahudi itu, umat yang menjadi budak harta dan emas.
Ketika Musa hendak kembali kepada kaumnya, Allah mengabarkan kepadanya bahwa kaumnya telah menyembah dan bersujud kepada patung anak sapi, sehingga ia pun merasa sangat sedih.
Musa As bergegas kembali kepada kaumnya. Ia melihat seekor anak sapi. Ia menduga bahwa Harun juga telah menyembah patung anak sapi itu bersama mereka.
Musa memegang dan mencekik Harun seraya berkata”Kenapa kamu membiarkan mereka menyembah patung anak sapi itu, hai Harun, apakah kamu menyetujuinya?”
Harun Menjawab “Wahai Musa, wahai anak ibuku! janganlah engkau lakukan ini terhadapku. Demi Allah, aku sungguh telah menasihati dan melarang mereka, tapi mereka tetap ngotot ingin melakukannya. Aku kemudian menunggumu hingga engkau kembali dengan membawa perintah Allah untuk mereka”
Harun kemudian mendatangkan Samiri, lalu Musa berkata kepadanya, “Semoga Allah murka kepadamu, wahai Samiri. Pergilah Kamu! Sungguh, hukuman bagimu adalah Allah akan menimpakan suatu penyakit kepadamu. Setiap kali kamu meletakkan tanganmu ke tubuhmu, maka kulitmu akan rontok sehingga kamu akan mengatakan, ‘Jangan Sentuh aku!”
Musa Kemudian membakar patung anak sapi itu, setelah menjadi abu, ia membuangnya ke laut. Bani Israil sedih menangisi patung anak sapi itu. Lantas mereka pergi ke laut dan meminum air tempat patung anak lembu itu dibuang. Sungguh kaum yang sangat bodoh.
Lalu Allah menghinakan mereka dengan menjadikan bibir mereka berwarna kuning. Musa berkata, “Wahai kaumku, sungguh kalian telah menganiaya diri kalian sendiri dengan menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan selain Allah. Dan sesungguhnya, hukuman untuk kalian adalah membunuh diri kalian sendiri, hingga Allah menerima tobat kalian”
Musa memerintahkan mereka yang menyembah anak sapi untuk masuk ke dalam rumah yang gelap gulita. Mereka mengikat diri mereka sendiri hingga orang orang yang tidak menyembah anak sapi datang kepada mereka kemudian membunuh mereka dengan pedang.
Sesungguhnya tanda Allah menerima tobat mereka adalah turunnya sebuah kegelapan kemudian kegelapan itu menghilang, bila kegelapan telah hilang, berarti tobat mereka sudah diterima dan pembunuhan pun dihentikan.
Orang orang yang tidak menyembah anak sapi mulai membunuh mereka yang menyembahnya, hingga anak anak menangisi kematian ayahnya dan para wanita menangisi kematian suaminya.
Musa tidak tega menyaksikan pemandangan itu. Ia mengadakan tangannya berdoa memohon kepada Allah. Selanjutnya, Allah mengabulkan doa Nabi-Nya dan menerima tobat mereka yang masih hidup dan mengasihani orang orang yang telah meninggal dunia