Agamafikihfiqih

Larangan bagi Perempuan yang Haid

Salah satu hal yang penting dalam hal ini yaitu yang berkaitan dengan melakukan koitus (hubungan suami istri) saat istri sedang mengalami masa haid, adalah diperbolehkan atau tidak melakukan hubungan suami istri, mengenai hal ini dalam Al Quran Allah swt berfirman:

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri [137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci [138] . apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(QS Al Bagarah:222)

Larangan bagi perempuan yang Haid

Darah haid adalah darah yang kotor. Bernhard Ascher memandang menstruasi sebagai suatu peristiwa yang mengeliminasi substansi racun dari dalam tubuh sehingga dengan demikian, darah menjadi suci kembali. Ini dapat dilihat dari unsur unsur yang terdapat di dalam darah menstruasi di atas. Dahulu anggapan ini dikenal dengan sebutan “Pembersihan sekali sebulan”

Di dalam hukum Islam, perempuan yang sedang haid dikatakan dalam keadaan berhadas besar atau janabah. Dalam keadaan haid perempuan dilarang baginya untuk:

1. Mendirikan Shalat (tidak wajib pula baginya mengqadha shalat sesudah haid)
2. Melakukan Thawaf (berkeliling Ka’bah ketika menunaikan ibadah haji)
3. Masuk dan berdiam diri dalam masjid
4. Berpuasa (wajib membayar puasa yang tertinggal setelah suci)
5. Melakukan persenggamaan

Dalam keadaan haid perempuan dilarang berhubungan suami istri, namun bukan berarti perempuan diisolasi selama haid. Hal ini ditegaskan Rasulullah saw dari sahabat Anas ra bahwasanya Orang orang yahudi apabila istri istrinya sedang haid, mereka tidak mau bercampur dalam satu rumah maka Rasulullah saw bersabda:

“Berbuatlah sesuatu dengannya kecuali bersetubuh” (HR Muslim)

6. Batalnya talak yang dijatuhkan kepadanya (ketika seorang perempuan dalam keadaan haid)

Bagi seorang gadis, mengalami menstruasi untuk pertama kali tanpa mengetahui kapan datangnya menstruasi tersebut, tidak jarang menimbulkan perasaan cemas dan takut. Bahkan pengaruh psikis ini berlangsung terus setiap kali dia mengalami menstruasi, hal ini wajar dan kerap kali dirasakan bagi perempuan, setelah terbiasa semuanya menjadi rutinitas dan kaidah seorang perempuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button