Lailatul qadar ialah malam penuh istimewa yang sangat dinanti-nantikan setiap Mukmin yang berpuasa. kehadirannya ditunggu-tunggu setiap tahun menjelang akhr-akhir masa ramadhan. Ibadah-ibadah yang dilaksanakan bertepatan dengan lailatul qadar akan memeiliki nilai yang sama dengan ibadah-ibadah yang dikerjakan selama seribu bulan. dengan demikian dapat dikatakan, siapa saja yang mendapatkan lailatul qadar di bulan ramadhan, sedangkan ia menjalankan ibadah kepada Allah, maka ia sebenarnya telah memperoleh pengalaman ruhani yang tak terhingga nilai harganya selama seribu bulan atau lebih 80 tahun.
lailatul qadar terdiri dari dua kata: layl yang berarti malam, sedangkan al-qadr memiliki beberapa arti. Pertama, al-qadr berarti penetapan dan pengaturan. dalam hal ini, lailatul qadar mempunyai pengertian sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pada malam lailatul qadar itu, Al-qur’an turun kepada Nabi Muhammad sebagai penetapan dan pengaturan bagi kehidupan manusia. kedua, al-qadr berarti kemulaiaan , karena di dalamnya alqur’an diturunkan dan menjadi titik langkah dari segala kemuliaan yang dapat diraih manusia.ketiga, al-qadr berarti sempit. Jadi, lailatul qadar diartikan sebagai malam yang sempit.
Mencari Makna mulia seribu bulan
Para ulama menegaskan, bahwa kita harus meyakini bahwa adanya lailatul qadar. Namun kita tidak dapat mengetahui secara pasti, malam manakah yang merupakan lailatul qadar di dalam bulan ramadhan?
Para ulama mencoba melakukan ijtihad mengenai waktu jatuhnya lailatul qadar. menurut sebagian ulama, jatuhnya malam lailatul qadar bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan yang dikaitkan dengan peristiwa Perang Badar.
Menurut Al-qur’an, perang pertama kali yang terjadi di dalam sejarah islam ini merupakan perang pembela. di dalam al-qur’an, terjadinya perang ini dinamakan “hari bertemunya dua kekuatan” (yawn altaqa al-jama’ah), seperti di gambarkan dalam QS Ali Imran/3 : 155.
Sebagian ulama lainnya menemukan isyarat yang dikemukakan Rasulullah, dalam hadisnya, bahwa lailatul qadar jatuh pada hari-hari ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. yaitu dimulai dari tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan, dan dalam hari-hari tersebut, kehadiran lailatul qadar dapat ditunggu kaum muslimin.
Perbedaan pandangan para ulama ini membuktikan kuat, bahwa waktu datangnya lailatul qadar tidak diketahui siapapun, dan tampaknya dirahasiakan oleh Nabi Muhammad bagi umatnya. hemat saya, Rasulullah merahasiakan hadirnya lailatul qadar kepada ummatnya mengandung hikmah, yaitu agar kita semakin meningkatkan intensintas ibadahnya kepada Allah sepanjang puasa Ramadhan.
Bila seseorang mengalaminya, maka ia akan merasakan perbedaan yang jelas antara yang benar dengan yang salah, sehingga ia akan mengalami transformasi spiritual. disinilah maknanya, bahwa ia menjadi lebih baik dari seribu bulan, seperti disebutkan ayat diatas.
Tentu kita sebagai umat muslimin sangat menginginkannya. untuk menyambut kedatangannya, kita harus menyiapkan diri dengan berbagai ibadah. Rasulullah menganjurkan kita untuk mencari lailatul qadar dan mengisinya dengan ibadah pada sepuluh malam terakhir bulan ramdhan. Nabi Muhammad bersabda :
“Carilah malam lailatul qadar dalam sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. dan siapa yang menghabiskan malam lailatul qadar dengan beribadah, denagn motif keimanan dan kepasrahan, maka dosanya akan diampunkan”.
Ibadah-ibadah yang perlu kita tingkatkan intensitasnya, antar lain, melakukan iktikaf, berdzikir, berdoa bertadarrus dan bertadabur atas kandungan Al-qur’an, mengeluarkan zakat fitrah daln lainnya. dengan melaksanakn ibadah-ibadah tersebut kita lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah. dengan kata lain, lailatul qadar adalah momen penemuan diri terhadap jalan kebenaran yang nilai pahalanya lebih dari 80 tahun. Wallahu a’alam.