Mengenal Macam Macam Shalat Sunnah
Shalat Sunnah memiliki berbagai macam, mulai dari yang sifatnya sunnah, sunnah muaakkad dan juga fardu kifayah. Shalat sunnah itu sendiri ada yang memiliki fungsi khusus selain dari mengiringi shalat terkadang juga dari shalat sunnah dilakukan untuk memohon petunjuka kepada Allah swt.
Manusia dengan segala kesempurnaan yang telah diberikan Allah kepadanya sudah selayaknya untuk selalu bersyukur kepada Allah swt, salah satunya dengan Shalat shalat sunnah yang dapat ia lakukan, untuk itu ada baiknya kita mengenal macam macam shalat sunah.
Mengenal Macam Macam Shalat Sunnah
A. Shalat Rawatib
Shalat sunnah rawatib ialah shalat-shalat yang mengiringi shalat wajib, yakni:
Dua rakaat sebelum subuh yang lazim disebut: Sunah Fajr
Dua rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sesudahnya
Dua rakaat sesudah Maghrib, dan
Dua rakaat sesudah Isyah
B. Shalat antara Azan dan Iqamah
Nabi saw menyatakan bahwa shalat dua rakaat antara azan dan iqamah juga dianjurkan, yaitu:
Sebelum Asar, sebelum maghrib, dan Sebelum Isyah (HR Muslim)
C. Qiamulail (Shalat Tahajjud)
Qiamulail shalat malam merupakan shalat selain shalat wajib yang paling banyak disebut sebut dalam Al Quran, jika dilakukan dengan ikhlas dan khusuk akan memberi dampak bagi kehidupan yang lebih bermakna.
Shlat malam terdiri dari shalat tahajjud dan witr. Shalat witr dilakukan sebagai penutup qiyamulail. Lebih utama lagi, jika hal itu dilakukan setelah shalat Isyah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Samrah bin Jundub,
“Rasulullah saw memerintahkan kami shalat malam, baik atau sedikit atau banyak (jumlah rakaatnya). Juga beliau memerintahkan agar kami menjadikan witr sebagai penutupnya.” (HR Thabrani dan Bazzar).
Dengan demikian, berdasarkan riwayat di atas, Nabi saw melakukan qiyamulail, baik dibulan ramadhan maupun diluar bulan Ramadhan dan selalu diakhiri dengan witr.
D. Shalat id
Maksud shalat Id adalah shalat idul fitri dan shalat idul Adha. Sebagaimana telah diungkapkan, shalat Id fitri dilakukan setiap tanggal 1 Syawal, setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Sedangkan shalat Idul Adha dilakukan setiap jamaah haji selesai melaksanakan wukuf di arafah . Waktu penyelenggaraan kedua shalat ini sama yaitu sejak terbit hingga condongnya matahari ke arah barat. Namun untuk shalat idul adha disunahkan lebih pagi dari pada pelaksanaan shalat idul fitri.
Shalat idul Fitri dan Idul Adha terdiri dari dua rakaat dilakukan secara berjamaah, sebelum khutbah, dan diselenggarakan di masjid maupun di lapangan. Hanya saja Imam Syafi I lebih mengutamakan shalat di Masjid, jika masjid dapat menampung para jamaah. Sedangkan Imam Malik lebih mengutamakan shalat Id dilakukan di lapangan. Sayyid Sabiq menyatakan bahwa khusus penduduk kota Mekah, Shalad Id lebih utama dilakukan di Masjidilharam.
“Nabi saw bertabir dalam shalat Id pada rakaat pertama tujuh kali sebelum membaca Al Fatihah, sedangkan pada rakaat kedua lima kali sebelum membaca Al Fatihah” (HR Turmudzi)
E. Shalat Duha
Seperti shalat malam, Shalat Duha juga dilakukan dua dua rakaat, yang dilakukan di saat duha (Matahari naik sepenggalan)
F. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah ialah shalat yang dilakukan pada saat dihadapkan pada dua pilihan yang sama. Dengan demikian, shalat Istikharah dilakukan dalam rangka memohon kepada Allah agar dipilihkan mana yang baik, apakah itu pendidikan, pekerjaan, teman hidup, maupun tempat tinggal.
G. Shalat Hajat
Shalat hajat ialah shalat dua rakaat yang dilakukan karena suatu kebutuhan yang mendesak, selama tidak merupakan hal yang terlarang. Menurut petunjuk Rasulullah saw, sebelum melakukan shalat, pelakunya agar menyempurnakan wudunya.
Di antara doa yang biasa dibaca Nabi saw setelah shalat ialah,
“Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup berdosa, kecuali Engkau ampuni, jangan pula Engkau biarkan aku hidup dalam kesulitan kecuali engkau bukakan jalan keluarnya, dan jangan pula Engkau biarkan aku membutuhkan segala sesuatu padahal Engkau meridainya kecuali Kau mudahkan aku meraihnya”
G Shalat Wudu
Shalat Wudu ialah shalat dua rakaat yang dilakukan semata mata untuk mendapat rida Allah yang dilakukan sesudah wudu.
H. Shalat Safar
Shalat Safar ialah shalat dua rakaat yang dilakukan saat kita hendak bepergian dengan tujuan agar mendapat perlindungan Allah swt. Rasulullah saw bersabda,
“Tiada sesuatu yang lebih utama bagi seseorang yang hendak meninggalkan keluarganya dari shalat dua rakaat yang ia lakukan di tengah tengah mereka ketika hendak bertolak” (HR Thabrani)
I. Shalat Tahiyat Masjid
Shalat Tahiyat Masjid ialah shalat dua rakaat yang dilakukan ketika memasuki masjid, Rasulullah saw bersabda,
“Apabila seseorang memasuki masjid, maka janganlah duduk sebelum melakukan shalat dua rakaat.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
J. Shalat Tobat
Shalat Tobat ialah shalat dua rakaat yang dilakukan dalam rangka bertobat kepada Allah (HR Abu Daud, Turmudzi dan Baihaqi)
K. Shalat Tasbih
Shalat Tasbih ialah Shalat dua atau empat rakaat, yang di dalamnya dibacakan tasbih: “Subhan Allah wa al hamdu lillah wa la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar” (Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, Allah Maha Besar) sebanyak 150 kali, yaitu 15 kali sebelum surah Al Fatihah, 10 kali sesudah surah Al Fatihah, 10 kali setelah rukuk, 10 kali setelah iktidal sebelum sujud, 10 kali ketika sujud 10 kali ketika duduk di antara dua sujud, dan 10 kali ketika sujud. Demikian pula pada rakaat kedua dilakukan seperti pada rakaat pertama. Sehingga pada setiap rakaat tasbih berjumlah 75 kali dan dua rakaat berjumlah 150 kali tasbhih.
L. Shalat Istisqa’
Shalat Istisqa ialah shalat dua rakaat yang dilakukan dalam rangka minta diturunkan hujan. Shalat ini dilakukan di lapangan secara jamaah, diikuti khutbah. Dalam satu riwayat disebutkan,
“Pada suatu hari Nabi saw keluar (ke tanah lapang) untuk memohon hujan. Beliau shalat besama kami dua rakaat, tanpa azan dan iqamah, kemudian beliau berkhutbah dan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Beliau menghadapkan wajahnya kea rah Kiblat sambil mengangkat kedua tangannya, kemudian membalikkan selendang yang kanan menjadi sebelah kiri dan yang sebelah kiri menjadi sebelah kanan” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
M. Shalat Kusuf dan Khusuf
Shalat kusuf ialah shalat karena terjadi gerhana matahari sedangkan shalat khusuf ialah shalat karena terjadi gerhana bulan. Seperti shalat istisqa, shalat gerhana juga dilakukan dua rakaat dilapangan dan dikuti dengan khutbah.
Perbedaannya dengan shalat istisqa, dalam shalat gerhana terdapat dua rukuk dan dua iktidal. Jelasnya setelah rukuk pertama kita bangkit untuk membaca Al Fatihah dan surah lainnya, kemudian rukuk dilanjutkan iktidal setelah itu baru sujud, hal demikian juga dilakukan diraakat kedua.
Berdasarkan petunjuk Rasulullah saw, shalat khusuf dan kusuf dilaksanakan hingga gerhana usai. Oleh sebab itu, surah yang dibaca umumnya surah surah panjang.