Kata Thaharah merupakan istilah yang berasal dari Arab yang telah menjadi bahasa baku dan populer di Indonesia. Menurut bahasa Thaharah artinya bersih dan atau suci. Sedangkan menurut syara’ Thaharah adalah bersuci untuk menghilangkan najis maupun hadas yang melekat di dalam tubuh agar dapat melaksanakan ibadah dalam keadaan yang suci.
Dalam literatur fikih Islam, pembahasan thaharah selalu mengawali pembahasan sebelum yang lainnya. Hal demikian menunjukan seberapa penting dan betapa besar perhatian islam terhadap kebersihan dan kesehatan. Karena itu, bersuci termasuk ibadah pokok yang diwajibkan, mengingat betapa besarnya nilai kebersihan dan kesehatan di dalamnya.
Ajaran ajaran Islam yang berkaitan dengan pemiliharaan kesehatan meliputi thaharah, khitan, penyelenggaraan jenazah, kehamilan, pemeliharaan anak, kebersihan lingkungan, dan peraturan tentang makanan.
Amr bin Anbasah bertanya kepada Rasulullah saw. Ia berkata:”Bagaimana cara berwudhu?” Rasulullah saw, bersabda
“Apabila seorang mukmin berwudhu dan ia berkumur keluarlah kotoran kotoran dari mulutnya, dan apabila ia memasukkan air ke dalam hidung maka keluarlah kotoran kotoran dari dalam hidungnya, dan apabilah ia membasu muka maka keluarlah kotoran dari kedua tepi tepi matanya, dan apabila ia membasu kedua tangannya maka keluarlah kotoran kotoran dari kedua tangannya sehingga keluar juga (kotoran) dari bawah kuku kukunya, dan apabila mengusap kepalanya maka keluar kotoran kotoran dari kepalanya bahkan juga dari kedua telinganya, dan apabila membasu kedua kakinya maka keluarlah kotoran kotoran dari kedua kakinya sehingga bahkan keluar juga dari bawah kuku kukunya, kemudian dalam kondisi demikian ia pergi masjid dan shalat (HR An-Nasa’i)”
Sekelompok peneliti dari Fakultas kedokteran di Iskandariyah Mesir bekerja sama dengan kelompok peneliti kesehatan dan obat obatan pada lembaga penelian ilmiah dan teknologi melakukan penelitian untuk mengungkap hubungan dan aktivitas berwudu dilihat dari kesehatan.
Mereka berhasil mengungkapkan bahwa hidung bagian dalam yang tidak dibasuh air pada umumnya berwarna pucat, berminyak serta penuh dengan debu dan kotoran. Sedangkan pintu hidung yang tampak bagian luar tampak berwarna cerah dan terdapat bulu hidung padanya. Bulu hidung umumnya rentan dihinggapi oleh debu dan kotoran.
Kaum Muslim yang disiplin melakukan wudhu memiliki langit langit hidung yang bersih, terbebas dari debu, dan kotoran serta indah dipandang. Bahkan bulu hidung pun bersih dan terbebas dari segala kotoran yang melekat padanya.
Pemeriksaan pada hidung mereka yang tidak melaksanakan shalat menunjukan adanya kumpulan bakteri dan mikroba yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup banyak. Sedangkan pada mereka yang disiplin melakukan wudhu tidak didapat kumpulan bakteri maupun mikroba. Bakteri itu akan segera menghilang ketika mereka mempelajari bagaimana membersihkan hidung yang benar.
Dengan demikian, penelitian ini mampu menunjukan sisi lain dan rahasia dari istinsyaq (membersihkan lubang hidung, dengan cara menyedot air dengan lubang hidung kemudian menyemburkannya kembali) sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah saw pada umatnya.
Berwudhu merupakan cara yang paling baik untuk membersihkan hidung secara rutin. Karena pada umumnya setelah beberapa jam setelah dibersihkan, hidung umumnya kembali terkontaminasi dengan berbagai kemungkinan kemungkinan bakteri dan hal itu membuat hidung harus kembali dibersihkan.
Kebanyakan kita memahami bahwa penyakit menular dari satu individu ke individu yang lainnya melalui pernapasan dan biasa bersama sama baik di tempat ramai atau pun sempit, dari sini kita dapat melihat bahwa istinsyaq secara rutin yaitu 3 kali setiap kita berwudhu mampu membantu manusia terlepas dari masuknya bakteri pada tubuh dan memperkecil aktivitas mikroba yang tersisa dalam tubuh.
Istinsyaq yang merupakan bagian dari wudhu dan menjadi rutinitas setiap waktunya mampu membebaskan hidungnya dari sebagian bakteri dan virus yang masih menghuni bagian dalam hidung dan juga membersihkan hidung bagian depan secara total dari bakteri dan virus.
Dengan demikian, istinsyaq menjadi satu terapi terbaik untuk menjaga hidung dari berbagai serangan penyakit berbahaya, seperti radang paru paru, kelumpuhan dan banyak penyakit lainnya yang tersebar melalui bantuan hidung.
Banyak momentum yang digunakan Islam untuk mewajibkan atau menganjurkan agar melakukan sesuatu pekerjaan dalam keadaan suci. Ketika hendak melakukan shalat maka diwajibkan terlebih dahulu berwudhu, bahkan ketika hendak menjenguk atau keluar dari membesuk orang sakit pun disunnahkan berwudhu.
Wudhu juga berguna untuk meredakan ketegangan fisik dan psikis. Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, maka apabila seseorang di antara kamu marah hendaklah berwudhu, sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air.” (HR. Abu Dawud)