Agamaartikel

Penyebab Orang Menjadi Ateis

ateis

Ateis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Penyebab mereka tidak percaya kepada Tuhan bermacam-macam. Namun, kebanyakan alasannya selalu berkaitan dengan akal dan dapat dibuktikan dengan suatu eksperimen. Di sini, kami akan memberitahukan salah satu penyebab orang menjadi ateis yaitu dengan memakai teori terbentuknya alam sebagai indikatornya.

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang paling penting di dunia ini. Orang yang memilki ilmu pengetahuan yang cukup akan merasa nyaman  dengan dirinya dan merasa lebih dibandingkan orang lain yang tidak tahu apa-apa. Namun, sesuai nilai pentingnya ilmu pengetahuan sebanding dengan risiko besar dampak yang akan diterima oleh orang.

Apakah dia mampu menerima ilmu pengetahuan tersebut dengan baik? atau akalnya dapat menerimanya dan ia mampu untuk mengamalkannya dengan benar?

Sebuah dampak yang dapat kita lihat dari orang-orang yang mempelajari ilmu pengetahuan dan meyakininya ialah orang-orang yang menjadi ateis, yaitu orang yang tidak mempercayai keberadaan tuhan. Dengan kata lain mereka meyakini bahwa tidak ada tuhan.

Penyebab terbesar mereka memilih jalan menjadi ateis ialah adanya teori terbentuknya alam seperti yang dipaparkan oleh Empidocles dan Democritus – Filosof Yunani – beserta pengikutnya mengatakan bahwa alam (langit, bumi, dan planet-planet lain) terjadi karena bertemunya secara kebetulan potongan benda-benda kecil yang selalu bergerak.

Artinya bergerak tanpa mempunyai tujuan dan pengatur pada pertemuan benda-benda kecil tadi. Sedang Democritus mengatakan, bahwa alam terjadi karena pertemuan unsur-unsur alam secara kebetulan (tanpa ada pengaturan dan pencipta). Maka dari itu kalau kebetulan pertemuan itu bisa menyinambungkan suatu keberadaan maka keberadaannya akan berlanjut (itulah alam semesta ini) sedang sebaliknya maka pertemuan akan menghasilkan kesirnaan.

Para penganut ajaran ini tentunya sudah dapat dipastikan tidak ber-Tuhan karena telah mengalahkan dan mereka lebih meyakini teori yang dipaparkan oleh Empidocles dan Democritus ketimbang teori pembentukan alam yang dijelaskan oleh agama. Sehingga mereka lebih memilih untuk tidak ber-Tuhan.

Hal ini tentunya menimbulkan perdebatan antara golongan ateis dan orang yang beragama. Para penganut ateis ini pun tidak mau kalah dengan meyakini argumen mereka tentang terbentuknya alam yang dikatakan terbentuk secara kebetulan tanpa adanya pengaturan dan pencipta antara lain:

1. Kebetulan dapat dilihat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika seseorang hendak pergi menuju pasar misalnya, lalu di tengah jalan mendadak secara kebetulan merasakan badannya sakit dan mati; atau mendadak di tengah jalan kebetulan melihat teman akrabnya yang sejak bertahun-tahun tak bertemu. Pada waktu itu temannya ingin pergi ke tempat lain yang kemudian bertemu dengannya yang akan ke pasar.

Kejadian-kejadian seperti ini tidak dapat diingkari keberadaannya, dan semua itu adalah kebutulan-kebetulan yang nyata (fakta). Kalau demikian halnya, mengapa alam tidak bisa terjadi secara kebetulan?

2. Semua alam (dalam arti benda) tidak mempunyai rasa dan pikiran. Jika demikian, Bagaimana mungkin mereka melakukan pekerjaan dan gerakan mereka dengan tujuan? Bukankah semua yang terjadi atas diri mereka itu adalah tanpa tujuan, yang mana berarti tanpa perencanaan?

Dan bukankah yang demikian itu adalah suatu kebetulan yang fakta? Dengan demikian mengapa tidak bisa alam ini terjadi tanpa perencanaan alias terjadi dengan kebetulan?

3. Dalam fenomena alam, kita banyak melihat kehancuran, kematian, kesengsaraan dan penderitaan, tetapi sudah tentu semua itu bukan merupakan tujuan dari alam (benda).

Nah, kalau ada sesuatu yang tidak dimaksudkan atau dituju oleh alam, yaitu kehancuran dan sebagainya, mengapa kita tidak mengatakan bahwa macam-macam kebaikan  dan manfaat yang ada pada jalur alam itu tidak dituju olehnya, sehingga dengan semua itu menjadi bukti bahwa semua kejadian yang menimpa alam adalah kebetulan, karena tidak ditujunya sesuatu oleh alam berarti tidak direncanakannya?

4. Sebab akibat adalah asas dari semua sistem keberaturan. Namun, kita sering melihat adanya suatu alam yang mengakibatkan banyak akibat.

Padahal yang menjadi asas sistem sebab-akibat adalah adanya relasi (ikatan) yang asasi (erat) antara sebab dan akibatnya, sehingga tidak memungkinkan adanya suatu alam yang mengakibatkan banyak – lebih dari satu – akibat. Dengan semua ini, maka terbuktilah bahwa semua fenomena terjadi dengan kebetulan.

Dari ke empat argumen itulah yang melatar belakangi dan menguatkan hati para penganut ateis dan mereka mengingkari penciptaan. Dan kemudian mereka menjadi masyarakat yang tak bertuhan.

Mereka tetap berpendirian bahwa alam semesta ini tercipta dari benda kecil, atom, unsur terkecil yang semuanya dari jenis benda atau materi. Oleh karena itulah mereka dikenal dengan sebutan materialis atau penganut paham materialisme.

Sebagai orang yang beragama kami rasa untuk menyanggah pendapat kaum ateis di atas bukanlah hal sulit.

Semoga artikel Penyebab orang Menjadi ateis ini bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button