Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Perbedaan hadis qudsi dan hadis nabawi terletak pada sumber berita dan proses pemberitaannya. Hadis qudsi maknanya dari Allah yang disampaikan melalui suatu wahyu, dan redaksinya dari Nabi yang disandarkan kepada Allah.
Sedangkan hadis Nabawi pemberitaan makna dan redaksinya berdasarkan ijtihad Nabi sendiri. Dalam hadis qudsi Nabi menjelaskan kandungan atau yang tersirat pada wahyu sebagaimana yang diterima dari Allah dengan ungkapan beliau sendiri. sekalipun kandungannya dari Allah tetapi ungkapan itu disandarkan kepada Nabi sendiri karena tentunya ungkapan kata itu disandarkan kepada yang mengatakannya walaupun maknanya diterima dari yang lain. Oleh karena itu, selalu disandarkan kepada Allah. Pemberitaan seperti ini biasa disebut tawfiqi.
Pada hadis nabawi kajian Rasul melalui ijtihad yang dipahami dari Al quran karena beliau bertugas sebagai penjelas terhadap Alquran.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis Nabawi dengan hadis dengan kedua bagiannya merujuk kepada wahyu, baik yang dipahami dari kandungan wahyu secara tersirat yang disebut dengan tawfiqih maupun yang dipahami dari Alquran secara tersurat atau yang disebut dengan tawqifi dan inilah makna dari firman Allah
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)(An Najm: 3-4)”.
Pada ayat ini dapat dipahami bahwa ijtihad tidak merupakan lawan kata dari wahyu tidak alasan untuk melarangnya. Nabi tidak pernah berkata dari hawa nafsu, tetapi dari wahyu. Secara umum dari beberapa uraian di atas dapat dikembangkan menjadi beberapa perbedaan antara hadis qudsi dan hadis nabawi, di antaranya sebagai berikut
Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
1. Pada hadis nabawi Rasulullah saw menjadi sandaran sumber pemberitaan, sedangkan pada hadis qudsi beliau menyandarkannya kepada Allah swt. Pada hadis qudsi, Nabi memberitakan apa yang disandarkan kepada Allah dengan menggunakan redaksinya sendiri.
2. Pada hadis qudsi, Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawli, sedangkan pada hadis nabawi pemberitaannya meliputi perkataan (qawli), perbuatan (fi’li), dan persetujuan (taqriri).
3. Hadis nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maksud wahyu yang tidak secara langsung, Nabi berijtihad terlebih dahulu sebelum menjawab suatu masalah. Jawaban itu terkadang sesuai dengan wahyu dan juga terkadang tidak sesuai. Jika tidak sesuai, maka datanglah wahyu untuk meluruskannya. Hadis qudsi wahyu langsung dari Allah swt.
4. Hadis nabawi lafal dan maknanya dari Nabi menurut sebagian pendapat, sedangkan hadis qudsi maknanya dari Allah dan redaksinya disusun oleh Nabi
5. Hadis qudsi selalu menggunakan ungkapan orang pertama: Aku (Allah)… Hai hambaKu… sedangkan hadis Nabawi tidak menggunakan redaksi tersebut.
Semoga bermanfaat