Agama

Rahasia Dibalik kata Allahu Akbar

Dalam shalat kita membaca takbir “Allahu akbar”, baik di awal takbiratulihram atau takbir selanjutnya. Kata takbir berasal dari kata ‘kabbara-yukabbiru-takbiran, yang berarti mengagungkan Allah dengan membaca bacaan takbir “Allahu akbar”.

Kata “Akbar” ialah bentuk kata elative (memiliki makna lebih). Para ahli linguistik Arab meyatakan bahwa dalam bentuk bentuk elative untuk menerangkan Allah, seperti kata “Akbar” tidak digunakan dengan makna aslinya, yaitu Allah lebih besar, namun menggunakan makna Allah Mahabesar.

Jika dikatakan “Allah lebih besar” sebagaimana bentuk asli kata elative, maka dapat dimengerti bahwa selain Allah ada yang lebih besar atau minimal mendekati kebesaran Allah. Tentu pernyataan seperti ini bertentangan dengan akidah Islam yang benar.

Bunyi atau lafal takbiratulihram dan takbir lainnya dalam shalat adalah dengan membaca “Allahu akbar”. Bacaan ini sifatnya adalah tauqifi. Artinya, harus berdasarkan ajaran Rasulullah saw bukan hasil dari ijtihad akal.

Rahasia Dibalik kata Allahu Akbar

Rasulullah saw bersabda, yang artinya: “Bila imam telah mengucapkan Allahu Akbar, hendaklah kalian mengucapkan Allahu Akbar” (HR Ahmad dan Baihaqi)

Oleh karenanya, seseorang tidak boleh mengubah susunan bacaan tersebut atau menambahnya. Apabila ada seseorang dengan sengaja membaca takbiratulihram dengan ucapan lain, maka shalatnya tidak sah. Dan ketika seorang mengucapkan “Allahu akbar”, maka hatinya sadar bahwa tidak ada yang besar, apalagi lebih besar atau agung dari Allah swt. Semua selain Allah adalah kecil.

Kata “Allahu akbar” termasuk di antara bacaan shalat yang sangat popular dan sering didengar atau diucapkan, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Bahkan, tidak jarang disalahgunakan untuk melakukan sebuah aksi kekerasan atau kezaliman, yang jauh dari makna yang terkandung dalam kata tersebut.

Kalau kita hitung di dalam shalat wajib lima kali, kata “Allahu akbar” ternyata diulang sebanyak 102 kali. Dengan perincian setiap rakaat 6 kali kemudian dikalikan 17 rakaat. Dalam azan dan iqamat kata “Allahu akbar” diulang sebanyak 50 kali. Dengan perincian 6 kali dalam setiap azan dikalikan 5 waktu menjadi 30 kali. Dan 4 kali dalam setiap iqamat dikalikan lima waktu menjadi 20 kali. Kalau kita total keseluruhan kata “Allahu akbar”, yang ada hubungannya dengan shalat sebanyak 152 kali.

Dari 152 kali itu, ternyata kata “Allahu akbar” yang berarti Allah Mahabesar tidak ditemukan dalam Alquran. Memang ada kata Allahu Akbar, tapi tidak untuk menerangkan sifat-Nya.

Lalu kenapa kata “Allahu akbar” yang berarti “Allah Mahabesar” tidak terdapat dalam Al Quran? Wallahu ‘alam bish-shawab. Di antara hikmanya adalah untuk memperjelas posisi Rasulullah saw sebagai seorang utusan dan penjelas aturan syariat yang masih dijelaskan oleh Al Quran secara global.

Di antaranya perihal tata cara mendirikan shalat. Sabagaimana sabda Rasulullah saw, “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian sekiranya hawa nafsu kita, baik berupa jabatan, pangkat, derajat, kedudukan, harta, dan wanita itu lebih besar pengaruhnya dari kita dibanding dari utusan Allah, maka bisa dikatakan kita lebih taat kepada nafsu dibandingkan kepada Allah.

Dengan demikian, kita telah menuhankan nafsu. Hal ini menjadikan ucapan “Allahu akbar”, menjadi sia sia. Karena tidak lebih hanya ucapan di mulut, sementara hati tidak mendungkungnya. Tentu kondisi semacam ini sangatlah berbahaya, apabila kita tidak segera bertobat dan berubah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button