Tata Cara Menetapkan Awal Bulan Ramadhan
Dalam menetapkan awal bulan atau hari pertama dimulainya puasa Ramadhan ditetapkan dengan tiga cara, antara lain:
Pertama, Ru’yatul hilal, yaitu pengamatan jarak jauh terhadap hilal saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Qamariah dengan mata telanjang atau dengan alat, seperti teropong atau teleskop.
Jika hilal pada saat itu dapat dilihat, berarti mulai saat itu juga waktu awal bulan baru sudah dimulai. Sebaliknya, jika hilal belum nampak, berarti hari itu masih berada pada tanggal 30 bulan Qamariah. Dalam hadis riwayat Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda,
“Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, begitu pula jangan berbuka (Idul Fitri) sampai melihatnya, dan jika kalian tertutup mendung maka perkirakanlah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tata Cara Menetapkan Awal Bulan Ramadhan
Cara kedua yaitu Istikmal, yaitu dengan cara menyempurnakan bulan Sya’ban dari 29 hari menjadi 30 hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Berpuasalah karena melihatnya (hilal) da berbukalah karena melihatnya, dan jika mendung maka genapkanlah hitungan bulan menjadi tiga puluh hari” (HR Bukhari dan Muslim)
Cara ketiga yiatu Hisab, yaitu sebuah metode perhitungan kedudukan hilal yang dilakukan dengan bantuan ilmu falak atau astronomi, guna menentukan awal bulan Qamariah, seperti untuk menentukan awal puasa.
Semoga Bermanfaat…