teguran allah pada Rasulullah terkiat orang buta
Allah berfirman :
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling;karena telah datang seorang buta kepadanya; tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa); atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?; Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup; Maka kamu melayaninya; Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman); dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran); sedang ia takut kepada (Allah),; Maka kamu mengabaikannya. (Q.S Abasa (80): 1-10).
Syahdan, ketika Nabi Muhammad tengah berbincang-bincang serius dengan sekolompok elit petinggi Quraisy untuk mengajak mereka pada Tauhid dan memeluk Islam, tiba-tiba Ibnu Ummu Maktum r.a yang tunanetra, datang menghadap Rasulullah dan terus-menerus mengajukan pertanyaan tanpa mempedulikan kesibukan Rasulullah yang tengah berbicara dengan tamu-tamu penting.
Nabi tentu saja sewot dan memalingkan muka darinya. Beliau terus berbicara dengan mereka dan tidak mengindahkan pertanyaan Ibnu Ummi Maktum karena Nabi berpikir bahwa keislaman orang-orang yang sedang beliau hadapi akan memberikan keuntungan dan kebaikan bagi Islam dan kaum muslimin.
Melihat hal tersebut, Allah segera menegur dan menyadarkan Nabi bahwa satu orang mukmin yang buta dan fakir jauh lebih baik daripada orang-orang kafir seluruhnya. Ia juga lebih utama daripada orang kafir apa pun, entah dia pemimpin masyarakatnya, atau termasuk orang terkaya mereka, ataupun termasuk orang yang paling terhormat kedudukan maupun nasab keturunannya.
Rahmat Allah terlihat jelas pada laki-laki buta ini, kaena ia tidak melihat muka Nabi kepadanya lantaran buta. Namun Allah Maha melihat dan langsung menegur Nabi-Nya atas tindakan tersebut.