Agamatobat

Tobat yang Diterima Allah SWT

Tobat, menurut ahli bahasa mempunyai arti kembali. Ibnu Mazhur dalam Lisanul Arab, menerangkan bahwa kata tobat mempunyai arti kembali, pulang kepada Allah dan mendapatkan ampunan dari-Nya.

Kata atawwaba jika disandarkan kepada Allah, maknanya bahwa Allah banyak menerima tobat hamba hamba-Nya dari setiap saat tanpa batas waktu, sampai roh seorang hamba naik kerongkongannya ketika datang sakratul maut, atau ketika terbit matahari dari barat.

Tobat secara syar,I sebagaimana dikatakan oleh para ulama, adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dengan meminta ampun atas segala dosa yang dia lakukan, disertai janji yang sungguh sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut di waktu yang akan datang, serta mengganti perbuatan dosa tersebut dengan menjalankan amal amal saleh.

Tobat yang Diterima Allah SWT

tobat

Ulama sepakat bahwa hukum tobat adalah wajib dan segera bagi orang yang melakukan dosa besar. Namun, ulama berbeda pendapat tentang kewajiban bertobat untuk dosa kecil.

Ibnu rajab salah seorang ulama mazhab Hambali mengomentari perbedaan pendapat ulama tersebut dengan berkata,

“Ada yang berpendapat, dosa dosa itu tidak pasti dihapuskan. Karena hadis yang mengatakan dosa dosa kecil terhapuskan dengan amal amal yang baik itu terikat dengan syarat memperbaiki amal. Seperti terdapat dalam keterangan wudu dan shalat, yang keduanya menghapuskan dosa kecil. Sementara berdiam diri tanpa bertobat dan melakukan kebaikan, maka tidak terdapat amal yang baik yang mewajibkan dihapuskannya dosa”

Bagaimanapun kita tidak boleh menyepelehkan dosa walau sekecil apa pun, karena dari yang kecil itu, bisa menumpuk menjadi besar. Karena perbuatan dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus dengan kesengajaan, juga termasuk bagian dari dosa besar.

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan [277] , yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”(QS. An Nisa:17)

Tobat dalam Islam hanya ditujukan kepada Allah saja dan hanya Allah yang bisa menerima tobat. Di sinilah letak perbedaan agama Islam dengan agama lain. Dalam islam tidak ada perantara. Tidak usah bayar atau melewati seseorang karena tobat adalah hak yang diberikan kepada Allah kepada hamba.

Allah telah menegaskan bahwa Allah akan memberikan tobat bagi orang orang yang mengerjakan keburukan (dosa besar atau dosa kecil). Dosa kecil bisa diampuni dengan amalan amalan kebaikan yang lain, selama ia tidak melakukan dosa besar, sebagaimana Allah berfirman,

“jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa:31)

Di sini dikatakan perbuatan dosa apa pun, besar atau kecil yang dilakukan dalam kondisi “jahalah”. Kata jahalah secara bahasa artinya bodoh. Namun dalam ayat ini, “jahalah” bukan berarti bodoh karena tidak tahu ilmunya. Maksud “jahalah” di sini adalah bahwa dia mengerjakan dosa itu dalam keadaan tidak tahu, tidak sadar efek negatifnya di hadapan Allah.

Hal ini bisa terjadi dikala nafsu telah menguasai seseorang, sehingga ia tidak sadar. Sebab, apabila seseorang itu sadar akan akibat buruk sebuah kemaksiatan di sisi Allah, maka sudah pasti orang tersebut tidak akan melakukan kemaksiatan.

Oleh karena itu sebagian ulama tafsir di antaranya Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa semua dosa, baik besar maupun kecil, sengaja maupun tidak, dilakukan karena kebodohan manusia terhadap balasan yang ada di sisi Allah.

Allah akan selalu membuka pintu tobat kepada semua hamba yang ingin kembali pada-Nya. Dengan rahmat-Nya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya. Dengan sifat yang Maha penyayang, lagi Maha Penerima Tobat. Allah akan selalu memberikan ampunan. Rasulullah saw bersabda,

“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk memberikan ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada siang hari, dan membentangkan tangan-Nya kepada siang hari, untuk memberikan ampunan kepada yang melakukan dosa pada malam hari (terus berlangsung demikian) hingga (datang masanya) matahari terbit dari barat (kiamat)”(HR. an-Nasa’i)

Apa hikmah dari bertobat?

Di antara hikmah bertobat adalah mendapatkan cinta Allah (Al-Baqarah:222). Mendapatkan doa dari para Malaikat (Ghafir:7-9) mendapatkan ampunan Allah (asy-Syura:25). Sebagai penolak bala dan azab dari Allah (al-Anfal:33). Memperlancar rezeki (Nuh:10-12 dan Hud:52).

Abu Hanifah dalam Musnad-nya meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdillah, bahwa seorang Anshar datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata,

“Wahai Rasulullah, saya belum dikaruniai anak satu pun dan aku tidak punya anak. Rasulullah kemudian bersabda: “Bila engkau mau memperbanyak istigfar dan memperbanyak sedekah, maka engkau akan dikarunia anak.” Sahabat ini pun memperbanyak istigfar dan bersedekah, kemudian ia pun dikarunia sembilan anak laki laki. (Abu Hanifah)

Semoga bermanfaat…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button